Orang Tua Permisif

on Kamis, 12 Maret 2009

Pola Asuh Permisif
Diana Baumrind juga menentukan tipe pola asuh ketiga, yang dia sebut pola asuh permisif. Orangtua yang permisif tidak memberikan struktur dan batasan-batasan yang tepat bagi anak-anak mereka. Baumrind menggambarkan 2 jenis orangtua yang permisif: orangtua yang permisif-lunak dan orangtua yang lepas tangan.
Orangtua permisif-lunak bisa hangat, bersifat ngemong, dan responsif, tetapi mereka memberikan
sedikit sekali struktur dan bimbingan. Karena orangtua dengan tipe ini cenderung memercayai bahwa ekspresi bebas dari keinginan hati dan harapan sangatlah penting bagi perkembangan psikologis, mereka memberikan sedikit sekali tuntutan kepada anak-anak mereka untuk menjadi matang dan bersikap mandiri. Mereka menetapkan beberapa peraturan dan harapan. Anak berlarian di dalam rumah dan orangtua menyembunyikan ketidaksabaran, kemarahan, atau kejengkelannya. Ketika orangtua tersebut menentukan peraturan, batasan-batasannya cenderung tidak jelas dan diterapkan secara tidak konsisten.
Banyak orangtua menggunakan pendekatan permisif-lunak ini karena menimbulkan sedikit sekali penolakan. Orangtua yang tidak suka pertikaian bisa mengalah dan tidak menentukan batasan-batasan kepada anak-anak mereka karena hal itu lebih mudah dan lebih damai. Anak-anak dan orangtua kompak selama orangtua tidak menuntut atau menolak permintaan anak.
Anak-anak yang dibesarkan oleh orangtua tipe ini biasanya menjadi anak-anak yang "manja". Mereka cenderung tidak cocok dengan orang dewasa lainnya. Mereka sangat menuntut, kurang pe-de, dan kurang bisa mengendalikan diri. Mereka tidak menetapkan tujuan atau menikmati kegiatan yang mengandung tanggung jawab. Mereka bisa jadi senang dan bersikap baik selama segala sesuatu berjalan sesuai dengan keinginan mereka, tetapi mudah frustrasi jika keinginan mereka tidak terpenuhi,

Seperti Apakah Orangtua Permisif-Lunak
• Memberikan dukungan dan kasih sayang emosional secara berlimpah.
• Kurang memberikan struktur dan bimbingan.

Namun, tidak semua orangtua permisif adalah lunak. Sebagian lagi lepas tangan. Orangtua semacam ini gagal memberikan tidak saja bimbingan, tetapi juga dukungan emosional yang cukup bagi anak-anak mereka. Orangtua yang tidak peduli bisa saja memulai dengan mencintai dan tegas, tetapi dalam perjalanannya mereka menjadi kewalahan menghadapi seringnya respons negatif dari anak mereka. Mereka mencoba menghindari konflik dengan cara secara bertahap menarik diri dari kehidupan emosional anak mereka. Seakan-akan orangtua yang lepas tangan mengatakan kepada diri mereka sendiri, "Apa pun yang kulakukan, semuanya tidak berhasil. Jika aku baik pada anak ini, juga tidak akan berhasil. Jika kucoba untuk memaksa anak ini untuk mengerjakan apa yang kuinginkan, anakku menolak dan semuanya menjadi lebih buruk lagi."

Dari semua pendekatan pola asuh, tipe lepas tanganlah yang agak-nya paling banyak menimbulkan dampak negatif bagi anak-anak. Anak-anak ini sangat berisiko memiliki masalah emosi dan perilaku, kesulitan akademis, rendahnya
kepercayaan diri, dan kecanduan alkohol atau penyalahgunaan lainnya.
Sebagaimana orangtua otoriter, orangtua permisif tidak selalu melakukan tindakan yang sama. Orangtua permisif-lunak kadang-kadang memberikan semacam struktur dan bimbingan, dan orangtua permisif-lepas tangan kadang-kadang bisa memberi dukungan dan bimbingan. Namun, masalahnya adalah anak tidak mendapatkan dukungan dan bimbingan yang cukup dari orangtua yang lepas tangan atau larangan yang tegas dari orangtua bertipe permisif-lunak.

Seperti Apakah Orangtua yang Lepas Tangan
• Kurang memberi dukungan dan kasih sayang,
• Kurang memberikan bimbingan dan struktur.

Mengapa Kita Memiliki Pola Asuh Tertentu
Apa yang menentukan cara kita mengasuh? Ada banyak alasan dan alasannya pun rumit, tentu saja, tetapi ada dua faktor yang menonjol.

1 Setiap hari, ketegangan memengaruhi cara kita sebagai orangtua. Pola asuh kita yang biasa sering kali berubah ketika kita merasakan tekanan ekstra. Seorang ayah yang otoriter, misalnya, yang sedang mengerjakan proyek yang sulit mungkin tidak memiliki energi untuk memaksa anaknya mengerjakan pekerjaan rumahnya pada malam hari.

Demikian juga, seorang ayah yang permisif, setelah bekerja berat di kantor ingin mendapati rumah dalam keadaan damai sesampainya di rumah dan dengan marah memerintahkan anak-anak untuk segera tidur. Bahkan, orangtua yang bisa diandalkan kadang bersikap keras atau lunak setelah melewati hari-hari yang melelahkan. Orangtua tidak bisa selalu bersikap konsisten. Peristiwa sehari-hari dapat memengaruhi kita dengan berbagai cara.
Ahli ilmu mengasuh anak, Thomas Gordon, menegaskan bahwa ketidakkonsistenan seperti ini adalah bagian kehidupan dan dalam taraf tertentu penting untuk menerima hal ini. Kita tidak perlu menimpakan kesalahan kepada diri sendiri ketika kita mengacaukan segalanya. Sebaliknya, kita dapat memaafkan diri kita dan terus maju.
Namun, sebagian orangtua secara tidak konsisten terombang-ambing antara tipe otoriter, permisif-lunak, dan permisif-lepas tangan dengan cara yang tak bisa diperkirakan. Mereka mungkin saja menghadapi sikap anak mereka dengan cara berbeda dari waktu ke waktu. Contohnya, suatu malam ibu/ayah bisa jadi memukul ringan anaknya karena menolak membereskan barang-barang yang berantakan di mana-mana dan pada kesempatan lain, dia mengabaikan keadaan dan anak tersebut. Anak-anak dalam situasi seperti ini menjadi tegang karena mereka tidak tahu apa yang bakal terjadi.
Ketegangan lain yang normal dan sering kali destruktif muncul ketika kedua orangtua memiliki pendekatan yang berbeda. Para ayah sering kali memiliki tipe yang lebih otoriter, sementara para ibu mungkin lebih permisif, tetapi ketika perbedaan-perbedaan ini ditonjolkan, konflik tidak dapat dihindarkan. Perbedaan cara mengasuh dapat menimbulkan ketegangan dalam sebuah perkawinan dan berlanjut bahkan setelah perceraian. Dan, perbedaan ini selalu memperparah sikap anak yang sulit dikendalikan. Jika Anda dan pasangan Anda memiliki perbedaan yang jelas dalam tipe mengasuh anak, berkonsultasi dengan profesional di bidang kesehatan mental anak sangat dianjurkan. Perbedaan mencolok cara mengasuh anak sering kali sulit diselesaikan tanpa bantuan profesional, dan ketidakkonsistenan serta konflik tidak banyak membantu mengubah anak yang sulit dikendalikan.

2 Kita terpengaruh oleh cara kita dibesarkan. Para orang dewasa cenderung membesarkan anak-anak mereka dengan cara yang sama seperti mereka dibesarkan oleh orangtua mereka. Namun, kadang-kadang kita membesarkan anak dengan cara yang sama sekali berbeda dibandingkan dengan waktu kita dibesarkan. Contohnya, seorang ayah yang merasa bahwa orangtuanya terlalu ketat bisa jadi menjadi ayah yang terlalu permisif kepada anak-anak. Meskipun ayah seperti ini secara sadar memilih untuk membesarkan anak dengan cara yang berbeda dari ayahnya dahulu, ternyata ketika berada dalam keadaan tertekan, dia kembali pada pola mengasuh otoriter secara berkala. Kemudian, sang ayah merasa kacau, dan anak-anak pun menjadi bingung. Mempelajah tipe asuh yang bisa diandalkan mungkin akan sulit jika Anda dahulu dibesarkan dengan tipe permisif atau otoriter, tetapi dengan latihan dan komitmen, Anda dapat mempelajah tugas-tugas yang terasa canggung. Hal ini seperti mempelajah bagaimana mengendarai sepeda atau keterampilan kompleks lainnya. Dengan komitmen dan latihan, kita semua dapat menyelesaikan tugas-tugas berat.